BENCANA KEKERINGAN DAN GEMPA BUMI: Resiko dan Mitigasi

Kategori:

Deskripsi

Judul                          : BENCANA KEKERINGAN DAN GEMPA BUMI:

Resiko dan Mitigasi

Penulis                        : Ernoiz Antriyandarti, Hijrah Saputra dan Agustono

Ukuran                       : 15,5 x 23cm

Tebal                          : 80  Halaman

Cover                         : Soft Cover

ISBN   :

 

Indonesia merupakan negara kepulauan yang beriklim tropis dan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudra, Hindia dan lempeng Samudra Pasifik. Sehingga Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan bencana gempa. Kondisi iklim yang disertai perubahan cuaca, suhu, dan arah angin yang cukup ekstrim serta topografi permukaan dan buatuan yang beragam dapat berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan kekeringan.

Pegunungan karst Gunungkidul tergolong dalam wilayah rawan bencana kekeringan sekaligus gempa bumi. Kekeringan terjadi setiap tahun, sehingga masyarakat sering kekurangan air untuk memenuhi kebutuhan pertanian maupun peternakan. Kondisi ini menyebabkan rendahnya pendapatan usaha tani dan tingginya angka kemiskinan di wilayah tersebut. Bentang alam karst merupakan ekosistem yang mudah rusak, sehingga pengelolaannya harus dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan kerusakan pada ekosistem karst. Karst merupakan bentuk permukaan bumi yang umumnya dicirikan oleh depresi tertutup, drainase permukaan, dan gua. Selain rawan bencana kekeringan, Kabupaten Gunungkidul juga rawan terjadi gempa bumi. Berdasarkan letak secara geografis, Kabupaten Gunungkidul berada diantara lempeng Eurasia dan Indo Australia, sehingga secara geologi letaknya dekat dengan patahan aktif sesar Opak. Kondisi tersebut mengakibatkan daerah Kabupaten Gunungkidul menjadi rawan terjadi gempa bumi dan ancaman tsunami. Oleh karena itu, diperlukan manajemen penanggulangan bencana kekeringan dan gempa bumi.